Trio Detective - Misteri Cakar Perunggu [Chapter 1] Trio Detective - Misteri Cakar Perunggu [Chapter 1] - Story of Life
   Home     My Contact     Chat Room     RSS     My Contact     My Blog (NEW)     Daftar Isi       
Selamat Datang di Blog "Story Of Life"

Mari baca-baca dulu fanfiction dan tips dari saya,
Jangan lupa "Comments" yah~

Oh ya, Disini juga terima ReQ apapun tentang blog~
Jadi tanyakan saja.

Untuk tampilan lebih bagus dan menarik harap gunakan
Mozilla Firefox versi Terbaru.

Rival Makrifa Aryan. Diberdayakan oleh Blogger.

Trio Detective - Misteri Cakar Perunggu [Chapter 1]

Judul : Trio Detective - Misteri Cakar Perunggu - Perjalanan ke Oregon
Chapter : 1 of 18
Author : Mark Zahn
Sumber : Geocities

Kata Pengantar :
Para penggemar misteri, hati-hatilah! Jika hati kalian menciut kala berhadapan dengan bahaya besar, kriminal yang jahat, atau bajak laut yang berkeliaran dari dalam kubur, kusarankan kalian tidak meneruskan! Sebenarnya, mereka yang gemetar ketika mendengar papan berderik di sebuah rumah kosong sebaiknya membaca cerita yang lain sama sekali! Bagaimanapun, aku akan berpikir dua kali sebelum membaca kisah ini pada malam hari...

Sampai di sini kalian mungkin bertanya-tanya, siapakah gerangan John Crowe dan mengapa ia menuliskan kata pengantar untuk kisah petualangan Trio Detektif? Nah, kurasa penjelasan diperlukan. Aku adalah seorang penulis novel misteri dan aku pertama kali bertemu dengan Jupe, Pete, dan Bob beberapa bulan yang lalu ketika sebuah kasus mereka yang menarik, yang diberi judul Misteri Karang Hiu, membawa mereka ke kediamanku di Santa Barbara, California -- sebuah kota di sebelah selatan kota tempat tinggal mereka, Rocky Beach.

Tidak perlu dikatakan, anak-anak itu memecahkan misteri tersebut dan kemudian pulang kembali namun dengan bangga kukatakan bahwa kami tetap berhubungan dan menjadi sahabat dalam beberapa bulan terakhir. Aku bahkan telah mengirimi mereka masing-masing sebuah kopi bertanda tangan dari novel misteri terbaruku: "Kematian di dalam Bayang-Bayang."

Ada satu persamaan lagi di antara kami, yaitu bahwa kami sama-sama berteman dengan seorang penulis misteri yang hebat, angkatanku dan sahabatku, Hector Sebastian. Hector telah menuliskan kata pengantar untuk kasus-kasus anak-anak itu sejak pembimbing mereka, Alfred Hitchcock, meninggal dunia belum lama ini. Saat ini Hector sedang berada di luar negeri karena salah satu skenario karyanya sedang difilmkan, dan takkan kembali selama beberapa bulan. Aku telah diminta oleh anak-anak itu untuk memberi kata pengantar yang layak bagi kasus ini -- dengan seizin Sebastian, tentu saja.

Nah, sekarang setelah semua yang disebutkan di atas, marilah kita lanjutkan kata pengantar ini! Pertama-tama, mari kita berbicara tentang Penyelidik Pertama, Jupiter Jones. Jupe -- begitu teman-temannya memanggilnya -- mengangkat dirinya sebagai pemimpin mereka bertiga dan memang sudah sepantasnya! Daya ingatnya yang luar biasa, yang bagi beberapa orang dewasa terasa mengganggu, dan kecerdasannya dalam memecahkan misteri, yang telah memusingkan beberapa orang dewasa itu, membuat penyelidik yang sedikit kelebihan berat badan ini lawan yang berbahaya bagi para kriminal yang kurang beruntung harus berjumpa dengannya.

Pete Crenshaw adalah Penyelidik Kedua yang jangkung dan berotot. Pete adalah bintang di beberapa cabang olahraga -- ia bahkan masuk tim gulat SMU-nya. Terlahir dengan kemampuan atletis seperti ini, Pete selalu dapat melompati pagar atau memanjat atap rumah jika suatu kasus menuntutnya. Harus dikatakan bahwa Pete juga terlahir sebagai orang yang senantiasa berhati-hati dan seringkali harus diyakinkan lebih dahulu sebelum mengambil bagian dalam rencana Jupiter yang berbahaya. Bukan berarti ia penakut... hanya berhati-hati.

Akhirnya, Bob Andrews -- yang dikenal juga sebagai Data. Bob bertanggung jawab atas segala catatan dan riset, yang tentu saja diperlukan oleh sebuah biro detektif, dan ia sungguh hebat dalam tugasnya itu! Jangan salah mengerti, ia mungkin saja bertampang kutu buku namun Bob sama beraninya dengan rekan-rekannya! Bob memiliki bakat untuk menemukan informasi penting ketika sebuah kasus menemui jalan buntu.

Seperti telah kukatakan, anak-anak itu tinggal di Rocky Beach, sebuah kota di tepi pantai di California, tidak jauh dari Hollywood. Markas mereka adalah sebuah karavan sepanjang sepuluh meter yang mereka sembunyikan di balik barang-barang bekas di Jones Salvage Yard. Pangkalan barang bekas itu sungguh terkenal di pesisir Pasifik sebagai tempat yang memiliki apapun yang dapat dibayangkan. Pangkalan itu dikelola oleh bibi dan paman Jupe, Titus dan Mathilda Jones, yang merawat Jupe sejak ia menjadi yatim piatu dalam usia yang sangat muda, dan yang juga memainkan peran dalam misteri yang akan kalian baca ini.

Sepertinya aku sudah cukup banyak memberi latar belakang sehingga kalian dapat mulai tapi ingatlah peringatanku! Petualangan menakjubkan ini mungkin saja membuat kalian tidur dengan lampu menyala selama beberapa hari setelah ini! Masih tetap tertarik? Jangan berkata kalian tidak kuperingatkan...

John Crowe


Story :
"Awas!" seru Jupiter Jones.

Terlambat bagi Pete Crenshaw. Dibebani oleh sebuah peti model kuno, sepasang dayung antik, dan berbagai benda kelautan lainnya, anak bertubuh jangkung itu tidak melihat bahwa ia berjalan tepat ke arah setumpuk per tempat tidur yang telah disusun dengan rapi oleh Jupiter pada pagi hari itu di dekat gerbang depan Jones Salvage Yard.

Pete berhenti ketika mendengar peringatan Jupiter namun terlambat. Tumpukan per tempat tidur itu roboh, memaksa Bob Andrews untuk melompat menjauh sebelum ia terkubur!

Tepat pada saat itu Bibi Mathilda keluar tergopoh-gopoh dari kabin kecil yang berfungsi sebagai kantor pangkalan barang bekas itu.

"Demi Tuhan!" serunya. "Apa-apaan semua ini?" Ketika ia melihat Bob bangkit berdiri sambil mengibas-ngibaskan debu di tubuhnya, kekhawatiran muncul di wajah wanita itu. "Kau tidak apa-apa, Robert? Apakah kau terluka?"

"Saya tidak apa-apa," jawab anak yang bertubuh paling kecil di antara rekan-rekannya itu, "tapi per-per itu perlu bantuan."

Bibi Mathilda melihat jam saku antik yang selalu dibawanya dan mengerutkan kening. "Biarkan per-per itu," katanya, "kita harus memuati truk itu sebelum Titus dan Hans kembali dari membeli-beli di Burbank!" Wanita baik hati itu, yang sebenarnya menjalankan pangkalan barang bekas itu, berpaling dan berjalan kembali ke kantor. Ketika ia sampai di pintu, ia berhenti dan berseru melewati bahunya.

"Dan kau lebih hati-hati, Pete Crenshaw!"

Pete menatapnya dengan rasa bersalah. "Ya, ma'am," katanya. "Saya rasa saya tidak seharusnya berusaha membawa semua barang bekas itu sekali jalan."

Mathilda Jones nampak galak dari luar namun semua orang tahu ia memiliki hati emas. Ia tersenyum kepada Pete. "Tidak ada yang rusak," katanya. "Aku cuma tidak ingin harus menjelaskan kepada orang tua Bob bagaimana ia sampai masuk rumah sakit dengan per ranjang di kepalanya!"

Sambil tetap tersenyum wanita itu menghilang ke dalam kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ketika ia telah hilang dari pandangan, Pete berpaling ke arah Jupe.

"Apa sih yang diinginkan Paman Titus dari semua peralatan kelautan ini? Bukankah kita semua akan pergi ke Oregon untuk berlibur?"

Seminggu sebelumnya bibi dan paman Jupiter telah mengumumkan sesuatu yang tak terduga -- mereka akan berlibur selama dua minggu! Jupiter sama sekali tidak pernah mendengar hal semacam itu. Terakhir kali Titus dan Mathilda Jones berusaha berlibur adalah beberapa tahun yang lalu. Mereka seharusnya pergi ke Monterey namun belum lagi satu minggu berlalu ketika mereka telah memenuhi truk dengan barang bekas, termasuk beberapa kuda kayu dari sebuah komidi putar rusak, patung gips setinggi 180 cm yang merupakan replika dari "Daud" karya Michaelangelo, dan sebuah meja tulis yang bagian atasnya bisa dibuka, yang menurut Paman Titus pernah digunakan oleh seorang penulis ternama meskipun ia tidak ingat siapa. Dengan semua benda tak ternilai di bak belakang truk menunggu untuk dicuri, Keluarga Jones tidak punya pilihan lain kecuali berkemas dan pulang lebih cepat ke rumah -- tempat mereka paling bahagia sesungguhnya!

Kini tanpa diduga mereka mengumumkan bahwa kali ini mereka akan benar-benar berlibur. Hans dan Konrad, dua bersaudara berambut pirang dari Bavaria yang membantu-bantu di pangkalan, akan bertanggung jawab selama mereka pergi.

Ketika Jupiter mendengar bahwa bibi dan pamannya akan pergi ke Oregon untuk mengunjungi adik lelaki Titus, Atticus, dengan segera ia bertanya kalau Pete dan Bob boleh ikut serta.

"Aku tidak melihat alasan mengapa tidak," jawab Paman Titus sambil mengisap pipanya penuh perasaan. "Dua minggu bersama Atticus Cornelius Jones akan merupakan pelajaran yang bagus bagi kalian," katanya dengan mata berbinar mencurigakan, "meskipun yang akan kalian pelajari mungkin saja lebih baik tidak pernah dimasukkan ke dalam buku pelajaran di sekolah!"

Jupiter baru sekali bertemu dengan Paman Atticus sebelum itu, ketika ia masih sangat kecil -- tidak lama setelah kedua orang tuanya meninggal. Dari yang bisa diingatnya dan cerita-cerita Paman Titus, Atticus Jones juga berjual-beli barang bekas tapi dari jenis yang berbeda. Titus Jones senang menggambarkan adiknya sebagai seorang "arkeolog bawah air," yang berarti ia mencari barang bekasnya di bawah air, di dalam ceruk dan celah yang banyak terdapat di pesisir di dekat kediamannya di Anchor Bay, Oregon.

Atticus Jones juga dianggap sebagai salah satu orang yang paling tahu tentang legenda bajak laut dan Jupiter masih ingat akan banyak karakter seram yang membumbui kisah-kisah pamannya lama dulu, kisah-kisah yang sebenarnya tidak diinginkan Bibi Mathilda untuk didengar oleh Jupiter! Mathilda bukannya tidak suka akan adik Titus, ia hanya tidak habis pikir bahwa Atticus seharusnya menikah dengan seorang wanita baik hati daripada hidup sebagai seorang petualang laut yang penuh semangat.

Jupiter, yang tengah melamun sambil mengangkat peti tua dan memasukkannya ke bak belakang truk pangkalan, tidak mendengar pertanyaan Pete.

"Jupe, aku tanya, apa yang diinginkan pamanmu dari semua rongsokan ini?"

Jupiter tersentak dari lamunannya. "Oh, itu untuk Paman Atticus. Kalau tidak salah ia telah memulai suatu bisnis baru, sebuah toko kecil yang menjual segala peralatan kelautan yang menarik dan benda-benda bajak laut yang ia temukan ketika menyelam."

"Apakah ia pernah menemukan harta terpendam?" tanya Bob penuh semangat, "emas atau permata?"

"Setahuku tidak, Data," jawab Penyelidik Pertama yang gempal. "Hanya beberapa bekas debu emas tapi tidak pernah sesuatu yang benar-benar harta karun bajak laut. Meskipun,"
tambahnya, "menurut Paman Titus adiknya berkata bahwa ia baru-baru ini menemukan sesuatu yang mungkin saja bernilai sejarah sangat tinggi."

"Wah, aku ingin tahu benda apa itu," kata Pete sambil membantu Jupiter dan Bob memasukkan sisa barang bekas ke dalam truk.

Jupiter menggeleng. "Ia tidak mau bilang. Ia hanya menyuruh Paman Titus untuk datang dan melihatnya sendiri."

"Mungkin ia akhirnya menemukan harta karun yang sesungguhnya!" seru Bob. "Mungkin ia kaya raya sekarang!"

Anak-anak masih berbincang-bincang penuh semangat tentang kemungkinan ini ketika Titus Jones mengemudikan truk yang kecil melewati gerbang besi besar. Ia melompat keluar dan tersenyum lebar ke arah anak-anak.

"Semua sudah berkemas dan siap untuk berangkat?" katanya dengan suara keras. "Tidak lupa akan sikat gigimu, Peter?"

"Tidak, sir," jawab Pete, "semua yang kami perlukan sudah siap!"

"Hebat!" seru Paman Titus. Ia memilin kumis besarnya dan melirik Jupiter. "Apakah bibimu sudah selesai dengan pembukuan atau apakah selama ini ia hanya membuang-buang waktu, Nak?"

Jupiter baru akan menjawab ketika ia terpotong oleh sebuah geraman dari pintu kantor.

"Membuang-buang waktu!" Bibi Mathilda mengerutkan kening. "Kuhabiskan sepagian untuk membetulkan kesalahanmu dalam pembukuan, Titus Andronicus Jones!"

Paman Titus mengedipkan mata ke arah Jupiter, lalu mengangkat Bibi Mathilda dan mendaratkan sebuah ciuman di pipi wanita itu. Anak-anak tertawa terbahak-bahak sementara ia berubah merah padam, berteriak-teriak agar suaminya menurunkannya.

misteri_cakar_perunggu_02

Masih tertawa-tawa, anak-anak menutup pintu gerbang dan memanjat naik ke bak belakang truk yang besar. Setelah memberikan instruksi terakhir kepada Hans dan Konrad dan memastikan semua barang bekas yang diminta adiknya telah dimuat, Titus melompat ke belakang kemudi truk dan menyalakan mesin.

"Jaga pangkalan baik-baik!" serunya ke arah Hans dan Konrad. "Jangan lupa mengunci semuanya setelah malam. Dan jaga kotak uang. Dan jangan lupa mengambil surat-surat dari rumah."

"Ya," jawab Hans, menganggukkan kepalanya yang pirang pada setiap instruksi, "jangan cemas, Mr. Jones. Konrad dan aku, kami urus semuanya."

Konrad menyeringai ke arah Paman Titus. "Kali ini cobalah benar-benar pergi selama dua minggu, hokay?"

"Ada daging dan kue apel baru di dalam kulkas dan banyak makanan kaleng di dapur," kata Bibi Mathilda.

Paman Titus terkekeh dan memasukkan gigi. "Sampai jumpa dua minggu lagi!" serunya.

Sementara truk keluar dari pangkalan, Trio Detektif melambai ke arah Hans dan Konrad. Di depan Paman Titus melantunkan versi sumbang dari "Asleep in the Deep," lagu kesukaannya. Semua sungguh bersemangat. Sepertinya perjalanan itu akan menarik. Anak-anak tidak tahu akan seberapa menarik nantinya!

Bersambung

0 komentar:

Posting Komentar


Akatsuki Kage Bunshin
 
Copyright © Story of Life